Pandemi Covid-19 telah berlangsung kurang lebih selama sembilan bulan ini. Namun, sebutan ‘pandemi‘ yang sering kita sebut sekarang telah berubah menjadi ‘sindemi‘.

Berubahnya sebutan ini dikutip dari Kumparan, dimana Richard Horton selaku pemimpin redaksi jurnal ilmiah The Lancet mengatakan kondisi sekarang sudah lebih buruk dari pandemi.

Pandemi Jadi Sindemi

pandemi jadi sindemi
via Media Indonesia

Richard Horton menyatakan semakin parahnya kondisi pandemi ini tepat ketika Covid-19 telah terinfeksi pada satu juta orang di seluruh dunia. Ia menganggap pendekatannya terlalu sempit dalam mengontrol virus ini.

Penanganan ini sebenarnya didasari oleh cara kita memandang Covid-19 sebagai penyakit menular,” kata Horton.

Ia bisa mengatakan hal tersebut karena dalam sejarah ilmu epidemiologi, sudah berabad-abad semua orang mengatasi sebuah wabah dengan memutus rantai penyebaran. Dan ternyata, Covid-19 tidak se-sederhana memutus rantai penyebaran.

Covid-19 tidak sesederhana itu, agregat penyakit dengan latar belakang kesenjangan sosial dan ekonomi memperburuk efek samping dari setiap penyakit yang berbeda,” lanjutnya.

Apa Itu Sindemi?

pandemi jadi sindemi
via CNBC Indonesia

Jika dilihat dari artinya sendiri, sindemi merupakan gabungan kata dari ‘sinergi‘ dan ‘epidemi‘. Istilah ini disebutkan oleh Merill Singer, seorang antropologi medis asal Amerika Serikat sejak tahun 1990.

Sindemi ini sendiri sebenarnya bukan hanya tentang penyakit. Kondisi ini melibatkan antara keadaan biologis dan sosial, dimana keduanya bisa saling berpengaruh terhadap kerentanan seseorang pada kesehatannya.

Meski dianggap kondisi ini lebih berat dari pandemi, Horton mengatakan bahwa anggapan sindemi mungkin saja bisa bikin setiap negara bebas dari wabah ini. Untuk itu, cara pandang sindemi dibutuhkan untuk bisa melihat cara penyelesaian yang baik dan tepat.

_

Mungkin Horton gak bermaksud menakut-takuti kita. Ia hanya melihat kondisi saat ini dan membantu menemukan jalan penyelesaian yang tepat.

Gimana tanggapan Lo?