Sejak Jumat (7/5) kemarin, konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel semakin meningkat. Kerusuhan ini berawal ketika polisi Israel datang dan membubarkan warga Palestina yang sedang melaksanakan ibadah tarawih di Masjid Al Aqsa.

Mengutip Bulan Sabit Merah Palestina, sedikitnya 90 orang terluka pada bentrokan yang terjadi Sabtu (8/5) malam, sehari setelah pasukan Israel melukai lebih dari 200 warga. Sementara itu, dilaporkan satu polisi Israel terluka.

Kerusuhan Pecah di Komplek Masjid Al Aqsa

Konflik di Masjid Al Aqsa pecah merupakan buntut dari upaya Israel mengusir warga Palestina yang tinggal di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. Pada saat itu, seorang warga menunjukkan rekaman betapa kasarnya polisi Israel membubarkan para pengunjuk rasa Palestina di lingkungan tersebut.

Polisi Israel dengan menunggang kuda dan dilengkapi perlengkapan anti huru-hara langsung membubarkan secara paksa jemaah tarawih dan menembakkan peluru berlapis karet. Tak hanya itu, mereka juga mengerahkan granat kejut serta meriam air kepada pemuda Palestina yang mencoba merobohkan barikade polisi.

Read more:

Konflik Israel - Palestina
Reuters

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, jemaah mencoba mempertahankan diri dengan melempar kursi, sepatu, dan batu ke arah polisi Israel. Kerusuhan pun sampai masuk ke dalam kawasan ibadah di Masjid Al Aqsa.

Pada rekaman video lainnya pun memperlihatkan pasukan Israel menghancurkan tenda dan mendorong warga Palestina untuk menjauh dari lokasi protes. Bahkan sampai ada seorang wanita yang diseret secara kasar oleh petugas di sepanjang jalan.

Konflik Palestina-Israel Dapat Kecaman Internasional

Konflik Palestina-Israel
AFP

Pecahnya konflik antara Palestina dan Israel beberapa hari lalu pun menuai kecaman internasional dari sejumlah negara. Melihat ratusan warga Palestina yang terluka dalam kerusuhan tersebut, sejumlah negara menyerukan untuk tenang.

Empat anggota Kuartet Timur Tengah, Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan PBB pun menyatakan keprihatinan atas kekerasan di Yerusalem.

Kami khawatir dengan pernyataan provokatif yang dibuat oleh beberapa kelompok politik, serta peluncuran roket dan dimulainya kembali balon pembakar dari Gaza menuju Israel, dan serangan terhadap lahan pertanian Palestina di Tepi Barat,” kata utusan tersebut dalam sebuah pernyataan dikutip dari Media Indonesia.

Para utusan mencatat dengan keprihatinan serius kemungkinan penggusuran keluarga Palestina dari rumah tempat mereka tinggal selama beberapa generasi dan menyuarakan penolakan terhadap tindakan sepihak, yang hanya akan meningkatkan lingkungan yang sudah tegang,” lanjutnya.

_

Mari kita doakan supaya situasi di sana bisa kembali kondusif dan tak lagi memakan korban luka dan jiwa.