PT Garuda Indonesia kabarnya akan memangkas setengah dari armada pesawatnya. Dari total 142 pesawat yang mereka miliki, kini hanya tersisa 70 pesawat saja.

Hal ini tentunya merupakan dampak dari pandemi Covid-19 berkepanjangan yang dialami Indonesia. Lalu, bagaimana pihak maskapai menanggapi kejadian ini?

Dampak Pandemi kepada Garuda Indonesia

Garuda Indonesia
Republika

Situasi pandemi memang sangat memberikan dampak yang besar bagi industri penerbangan. Maskapai sekelas Garuda Indonesia saja turut merasakannya sampai harus memangkas setengah dari armada pesawatnya.

Mengutip Seputar Aviasi, bisnis perusahaan Garuda Indonesia semakin tertekan karena dampak pandemi ini. Bahkan maskapai ini sampai utang sebesar Rp 70 triliun.

Read more:

Kabar ini muncul ketika rekaman pidato Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra kepada seluruh jajarannya bocor ke Bloomberg. Rekaman tersebut berisi bahwa perusahaan perlu merestrukturisasi bisnis secara penuh dengan pengurangan armada.

Maka dari itu, saat ini pihak maskapai hanya mengoperasikan sekitar 41 pesawat saja. Perusahaan ini tidak bisa menerbangkan lebih banyak pesawat karena pembayaran mereka yang belum dilakukan kepada perusahaan leasing.

Perusahaan Sempat Tawarkan Pensiun Dini

Garuda Indonesia
Skystrax

Maskapai milik negara ini juga tengah terlilit utang sampai USD 4,9 miliar atau setara Rp 70 triliun. Utang tersebut akan meningkat lebih dari Rp 1 triliun per bulannya karena terus menunggak pembayaran.

Kabarnya arus kas dari perusahaan ini juga tercatat negatif. Irfan pun sampai mewanti-wanti kalau kondisi seperti ini terus terjadi, perusahaan ini bisa berhenti di tengah jalan.

Bahkan untuk mengatasi hal ini, Garuda Indonesia juga mengumumkan penawaran pensiun dini bagi karyawannya. Kebijakan ini diambil sebagai langkah membuat biaya operasional maskapai semakin efisien.

_

Mari kita dukung terus sektor penerbangan Indonesia!