Inilah penjelasan fenomena “Gunung bertopi awan” menurut LAPAN

Gunung bertopi awan” muncul di Gunung Lawu langsung yang terletak di perbatasan Jatim dan Jateng dan jadi sorotan di jagat maya.

Fenomena tersebut muncul pertama kali pada Kamis (5/11) sekitar pukul 06.00 WIB. Sesuai namanya, fenomena tersebut memperlihatkan lapisan awan di atas gunung hingga menyerupai topi.

Lantas, apa penyebab kemunculan fenomena ini?

Fenomena ''topi awan" Gunung Rinjani di Lombok, NTB, tahun 2019. Foto: ANTARA FOTO/Rosidin
Fenomena ”topi awan” Gunung Rinjani di Lombok, NTB, tahun 2019. Foto: ANTARA FOTO/Rosidin
Baca juga: Manusia Tertua di Dunia Ternyata Berasal dari Sragen!

Penjelasan fenomena “gunung bertopi awan” menurut LAPAN

Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) angkat suara terkait fenomena ini.

Dalam istilah ilmiah, fenomena ini disebut dengan awan lentikular dan disebabkan adanya interaksi uap air yang hangat dan angin di gunung.

Uap air yang hangat terangkat oleh angin menuju puncak gunung lalu berinteraksi dengan angin dingin di puncak gunung yang dinamikanya menyebabkan pusaran yang membentuk awan berbentuk seperti lensa,” ujar Thomas, dilansir dari kumparan, Kamis (11/5).

Puncak Gunung Semeru Bertopi Awan, Ini Penjelasan LAPAN - Tekno Tempo.co

Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo juga menanggapi laporan itu fenomena tersebut muncul di Gunung Semeru tahun lalu. Lewat akun Instagram miliknya. Ia menyebut, fenomena tersebut adalah fenomena biasa.

Tidak usah dikaitkan dengan mistis, tanda akan ada musibah, politik atau jodoh seret,” tuturnya, dilansir dari Tempo.

Baca juga: Docuseries Stone Cold akan Dibuat, Digarap Produser “The Last Dance”

Bukan kali pertama terjadi

Fenomena ini bukan kali pertama muncul di Gunung Lawu. “Gunung Bertopi Awan” juga pernah terjadi pada bulan Oktober 2019.

Fenomena serupa juga pernah terjadi di Gunung Ciremai, Rinjani dan Semeru.