Sepertinya, setelah setahun lebih di rumah terus gara-gara pandemi, banyak orang bakal mengalami ‘cave syndrome‘. Bakal banyak orang-orang yang ragu untuk keluar rumah dan menjalani hidupnya seperti sebelum pandemi.

Bahkan, sebagian orang mungkin benar-benar takut. Beberapa laporan dan survei telah menunjukkan kemungkinan besar masyarakat akan mengalami sindrom gua setelah pandemi terakhir.

Tapi, apa sih sebenarnya cave syndrom ini?

Cave syndrome, gara-gara terbiasa hidup di keadaan pandemi

'Cave Syndrome' Gara-Gara Pandemi, Begini Cara Mengatasinya!
via Pinterest

Mengutip dari IFLScience, sejumlah ahli menyebutkan, cave syndrome ini adalah istilah non-medis untuk menggambarkan ketakutan untuk keluar rumah setelah lama hidup dengan jarak sosial.

Faktanya, 49 persen responden sebuah studi di American Psychological Association Maret 2021 merasa tidak nyaman menyesuaikan diri dengan interaksi langsung setelah pandemi berakhir.

Sementar itu, sebanyak 46 persen responden juga mengatakan mereka tidak nyaman untuk kembali menjalani kehidupan seperti sebelum pandemi.

Selain itu, sejumlah penelitian juga menunjukkan menurunnya kesehatan mental masyarakat selama setahun belakangan, sejak munculnya pandemi Covid-19.

Mengatasi sindrom gua yang bikin takut keluar rumah

'Cave Syndrome' Gara-Gara Pandemi, Begini Cara Mengatasinya!
via Gifer

Seorang Psikiater asal Florida Arthur Bregman mengatakan bahwa cave syndrome bukanlah diagnosa formal. Walau begitu, banyak orang mengalami hal serupa belakangan ini.

Ia mengaku mendapat permintaan pembuatan surat dokter untuk orang-orang yang mau menghindari untuk pergi keluar, sejak peraturan di AS mulai dicabut sedikit demi sedikit, seperti dikutip dari CNN.

'Cave Syndrome' Gara-Gara Pandemi, Begini Cara Mengatasinya!
via Tenor

Saat ia sadar ada pasiennya yang takut keluar rumah, ia selalu menyarankan mereka MAV system, yang artinya mindfulness, attitude, dan vision. Langkah pertama adalah sadar (mindful) akan hal apa yang mengganggu dan fokus untuk mengurangi itu, katanya.

Kemudian, mulailah membangung sikap (attitude) positif terhadap apa yang akan terjadi, jangan suudzon duluan. Percayalah hal baik akan datang.

Terakhir, visualisasikan (vision) tujuan dan apa yang bisa kita capai saat meninggalkan ‘gua’.

Semakin lama orang berada di gua-nya, semakin susah mereka keluar.” katanya.

Baca juga: