Vaksinasi di Bhutan mendapat sorotan luar biasa dari dunia. Negara kecil yang terhimpit di antara India dan China itu mengklaim sudah memberikan suntikan pertama terhadap 60 persen penduduknya.

Melansir AFP, sekitar 470 ribu orang dari total 770 ribu penduduk telah mendapat suntikan pertama vaksin buatan perusahaan Inggris, AstraZeneca/

Adapun vaksin tersebut merupakan sumbangan dari India

Vaksinasi di Bhutan : 9 hari untuk hampir 500 warga

Menariknya, Bhutan sendiri baru memulai program vaksinasi nasional sekitar 9 hari yang lalu.

Pada 27 Maret yang lalu, Bhutan mulai meluncurkan program vaksinasi corona. Saat itu, pemerintah menargetkan vaksinasi untuk 533 ribu orang dewasa kecuali wanita hamil dan warga dalam kondisi kesehatan tertentu dalam pekan pertama program di mulai.

Namun, tenggat waktu vaksinasi tersebut diperpanjang menjadi beberapa minggu.

https://www.facebook.com/unicef/posts/10159241776149002

Meski demikian, hingga 6 April 2021, seperti dilaporkan Telegraph, sudah ada 469,664 dari 735.553 jiwa yang berhasil mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama.

Apa rahasia Bhutan?

Vaksinasi di Bhutan, 500 Ribu Warga Dalam Waktu 9 Hari!
Lotay Tshering, Perdana Menteri Bhutan

Salah satu kunci keberhasilan vaksinasi Bhutan bergantung pada relawan sipi yang dikenal sebagai desuups. Mereka bertugas untuk menjangkau para warga.

Relawan tersebut berkeliling mengirim vaksi ke pusat kesehatan, selain itu memastikan warga melapor untuk divaksin. Peran lainnya adalah mengedukasi masyarakat untuk dapat menjaga jarak dan selalu memakai masker.

Selain itu kepercayaan publik kepada pemerintah juga cukup tinggi. Pasalnya Perdana Menteri Lotay Tshering adalah seorang dokter, sekaligus ketua gugus tugas penanganan wabah.

Meski program pemberian vaksinasi dilakukan dengan mengedepakan pendekatan ilmiah, ternyata takhayul masih mendapatkan porsi yang besar.

Seperti melansir ZME Sciene, seorang ahli nujum bahkan memberi saran kepada pemerintah untuk memilih perempuan tahun monyet sebagai penerima vaksin pertama. Saran itu kemudian diiktui pemerintah dengan penunjukan Ninda Dema sebagai penerima vaksin bertama.

Proses vaksinasi masal ini juga menunggu waktu yang “baik”, karena periode 14 Februari sampai 13 Maret dipercaya sebagai waktu yang ‘sial’. 

Wow!