Founder dan CEO Twitter, Jack Dorsey berhasil melelang tweet pertamanya hari Sabtu, 6 Maret waktu setempat. Lelang ini sudah mencapai harga tertinggi US$2 juta atau kurang lebih setara dengan Rp28 miliar.

baru aja menyiapkan twttr ku“, cuit CEO Twitter untuk pertama kalinya

CEO Twitter Dorsey auctions first ever tweet attracting $600,000 bid
via The Independent

Tweet ini Dorsey bikin saat bulan Maret 2006, jadi salah satu cuitan paling terkenal yang pernah ada. Sebelumnya, udah ada yang bikin penawaran untuk minta bos Twitter menjual memorabilia digital ini Desember 2020 lalu.

Tapi, Dorsey baru tertarik untuk jual cuitanya ini jumat lalu. Beberapa menit kemudian setelah ia mem-posting tautan ke ‘Valuables by Cent‘, tweet ‘legendaris’ tersebut langsung dapat tawaran US$88.888,-.

‘Perang’ untuk rebutan beli tweet ini merupakan salah satu bagian dari tren digital, ‘non-fungible tokens‘, singkatnya NFTNFT ini adalah dokumen digital yang berlaku sebagai tanda sertifikasi siapa yang punya hak atas suatu foto, video, atau media online lainnya.

Makanya, pemenang lelang ini bisa mendapatkan sertifikat digital yang ngasih mereka izin untuk nge-claim tweet berumur 15 tahun itu.

Terus, siapa orang yang rela bayar sebanyak itu untuk sebuah ‘tweet‘?

Tawaran tertinggi datang dari salah satu pioneer mata uang cryptoJustin Sun sebesar US$2 juta, Sabtu sore waktu setempat.

Kalaupun nantinya terjual, tweet Dorsey itu bakal tetep ada di akun aslinya dan bisa dibaca semua orang selama ‘yang punya’ berkehendak demikian.

Setelah terjual di lelang, selanjutnya apa?

Twitter CEO
via Variety

Jack Dorsey, 44, menurut Forbes kini memiliki aset sebesar US$12,5 miliar. Namun, belum ada tanda-tanda bahwa lelang ini ditujukan sebagai amal (charity).

Pada bagian FAQ-nya, laman Valuables menjelaskan kalau tweet yang dibeli bakal tetep ‘hidup’ di media sosial. Tapi, si pembeli mendapatkan sertifikat digital cuitan yang ‘unik karena sudah ditandai dan diverifikasi oleh kreator’.

Para NFT enthusiast berharap item-item yang mereka beli dapat naik nilainya di kemudian hari. Tapi, koleksi digital kayak gini gak bisa dipastikan pasarnya akan longlasting atau enggak.

Baca juga: