Sandiaga Uno, selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan kebijakan Work From Bali akan berlangsung mulai Juli 2021 secara bertahap.

Dengan program ini, ia berharap daoat mempercepst pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.

Ia menjelaskan kalau kebijakan WFB ini berlandaskan data-data yang komprhensif. Tapi, muncul pertanyaan, apakah  ini bisa berdampak ke okupansi hotel?

Apa itu ‘Work From Bali‘?

'Work From Bali' Bakal Mulai Bulan Juli, Begini Kata Sandiaga Uno
via Giphy

Mengutip KompasWork From Bali adalah program dari pemerintah untuk mengajak masyarakat untuk kerja dari Bali. Sampai saat ini, lokasi untuk WFB adalah Kawasan Nusa Dua.

Sementara itu, kawasan Nusa Dua merupakan kawasan kelolaan perusahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Indonesian Touris, Development Corporation (ITDC).

Tujuan utama dari program ini adalah untuk membantu sektor pariwisata di Pulau Dewata yang terdampak pandemi Covid-19.

WFB untuk memulihkan sektor pariwisata

Sandiaga Uno berharap konsep 'Work from Bali' bisa hadir destinasi lain, seperti Work from Lombok, Work from Bajo, Work from Toba, atau Work from Borobudur.
via CNN

Sejak kuartal pertama (Januari 2021) Kemenparekraf melakukan WFB, jumlah kunjungan ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencapai 2.000-2.500 kunjungan.

Per hari ini, kunjungan ke Bali masih minus 9,8 persen dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang sudah membaik. Namun Bali masih terkontraksi terlalu dalam. Kebijakan ini terus kita persiapkan di kuartal ketiga akan kita luncurkan secara bertahap mulai dengan Kementerian dan Lembaga,” kata Sandiaga Uno, mengutip dari keterangan resmi Kemenparekraf.

Mengutip CNN, ia juga menjelaskan bahwa konsep Work From Bali ini bisa diterapkan di destinasi wisata lain di Indonesia. Misalnya, Work from Lombok, Work from Bajo, Work from Toba, dan sebagainya.

Work From Bali Segera Diluncurkan Bulan Juli Secara Bertahap
via Sindo

Namun, Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menilai kegiatan WFB ini tidak berdampak besar ke tingkat hunian kamar atau okupansi hotel di Bali.

70 persen kontribusi okupansi dari asing, berarti 3o persennya dari domestik. Jadi, bagaimanapun kalau fosuk semua kegiatan di Bali, okupansi pasti hanya akan di angka 30 persen,” kata Maulana, melansih Tribunnews.

Ia juga menyebutkan, walaupun begitu, bukan berarti kegiatan ini sama sekali tidak membantu.

Baca juga: