Ada apa dengan OYO?

Beberapa hari ini, warga Twitter diramaikan dengan sebuah akun bernama @oyobikinrugi yang menjadi wadah bagi korban-korban dari OYO. Tidak hanya dari customer, tapi juga dari vendor, properti, bahkan karyawan OYO itu sendiri juga merasa dirugikan.

Adanya akun @oyobikinrugi ini juga bukan untuk black campaign dalam hal ini berusaha menjatuhkan perusahaan lain, melainkan untuk menampung keluh kesah banyak orang terhadap OYO.

Memang ada apa sih dengan OYO?

Mulai dari Refund yang Tidak Kunjung Cair

OYO merupakan jaringan layanan perhotelan yang menawarkan dengan harga-harga yang cukup miring. Tak heran jika OYO terkadang menjadi salah satu opsi tempat pengingapan jika sedang berpergian.

Menjadi titik permasalahan utama para korban terhadap pihak OYO adalah pengajuan refund. Hal ini terjadi bukan karena customer yang batal menginap di OYO, tapi karena properti yang sudah tidak lagi bekerja sama dengan OYO.

Bahkan yang membuat customer semakin geram karena banyak properti yang bangunannya belum jadi, tapi sudah dijual oleh OYO. Diketahui lewat akun @oyobikinrugi, kejadian ini bukan karena sistem yang jelek, melainkan memang disengaja oleh OYO.

Tanggapan Pihak OYO

via OYO

Menanggapi banyaknya laporan, pihak OYO pun sudah buka suara untuk menjawab kasus ini. Pihak manajemen OYO Indonesia menyatakan bahwa dana pemesanan yang dibatalkan calon tamu akan dikembalikan sesuai dengan syarat dan ketentuan pembatalan.

Dalam hal ini, pihaknya mengatakan bahwa refund akan dicairkan dalam waktu 14 sampai 60 hari kerja setelah pengembalian dana disetujui.

Dana pemesanan yang dibatalkan akan dikembalikan kepada tamu, apabila berlaku sesuai dengan syarat dan ketentuan pembatalan. Dana akan dikembalikan dalam waktu 14-60 hari kerja setelah pengembalian dana disetujui dan tamu telah mengisi data atau informasi secara benar,” kata pihak OYO dikutip dari Kumparan.

Masalah Lain

Image
via Twitter / @oyobikinrugi

Selain masalah refund yang paling memakan korban paling banyak, ada pula masalah yang dialami oleh vendor dan properti yang digunakan oleh OYO.

Kerugian ini dimulai dengan mitra yang sudah memasang fasilitas pelengkap, namun diabaikan dan ditinggalkan oleh OYO. Selain itu juga mitra yang sering dibebani biaya tambahan, padahal tidak ada kesepakatan kontrak kerjasama di awal.

Dikutip dari @oyobikinrugi, ada mantan karyawan OYO yang mengatakan bahwa ada biaya pajak yang dengan “sengaja” tidak mereka bahas saat kontrak di awal, tiba-tiba dibebankan ke mitra.

Tidak berhenti sampai situ, ternyata banyak pegawai yang dipecat tanpa diberikan pesangon. Begitu juga dengan pemutusan kontrak karena jaminan pendapatan dihapus OYO tanpa ada komunikasi dua pihak.

_

Gimana tanggapan lo?