Sabar, ini ujian

Bosen nggak bisa keluar rumah? Kalo iya, lo mesti harus bersabar lebih lama. Pasalnya pemberlakuan social distancing dianjurkan hingga tahun 2022 mendatang. Hal ini diungkapkan lewat jurnal Science dari Harvard TH Chan School of Public Health.

Penanganan gelombang awal pandemi ini memang punya peran penting dalam penyebaran virus ini selama lima tahun ke depan.

Harvard Study Says We Could Need Bouts of Social Distancing Until 2022

Source: Sciene Alert

Mengingat saat ini obat farmasi dan vaksin COVID-19 masih belum ditemukan, jaga jarak sosial pun dinilai sebagai langkah kunci yang kita bisa lakukan sekarang ini, hingga tahun 2022.

Social distancing dengan sistem intermiten

Kami menemukan bahwa melakukan social distancing atau menjaga jarak fisik hanya satu kali kemungkinan tidak cukup untuk menghentikan penyebaran virus corona baru SARS-CoV-2,” kata penulis utama studi Stephen Kissler, dilansir dari AFP, Rabu (15/5/2020).

Yang tampaknya diperlukan adalah menerapkan periode menjaga jarak dengan sistem intermiten atau selang-seling,” ungkapnya.

On-off social distancing may be needed until 2022: Harvard study ...

Source: The Jakarta Post

Dengan adanya sistem intermiten tersebut, lonjakan kasus COVID-19 pun akan jadi lebih longgar. Dengan demikian, penanganan medis pada pasien juga akan lebih mudah dilakukan.

Kelemahan penelitian

Para peneliti mengakui, bahwa model simulai yang mereka gunakan masih belum sempurna. Hal tersebut dikarenakan minimnya informasi terkait seberapa kuat kekebalan seseorang sebelum terinfeksi COVID-19 dan berapa lama kekebalan tersebut bertahan.

Karena itu, para peneliti pun hanya mampu berspekulasi bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 memiliki kekebalan sekitar satu tahun dibanding orang lain.

China OK's human trials of potential COVID-19 vaccine | CBC News

Source: CBC

Perlu diketahui pula, tes antibodi pun saat ini sudah mulai dilakukan di berbagai negara. Tes tersebut nantinya akan punya peran penting dalam penelitian kekebalan tubuh serta untuk pengembangan vaksin.

On the brightside, WHO mengumumkan bahwa 70 vaksin COVID-19 kini tengah dikembangkan berbagai tim peneliti di seluruh dunia. Beberapa di antaranya bahkan telah melalui uji coba pada manusia.