Budaya sneakers memang sudah ada dari puluhan tahun lalu, banyak brand baik dari Eropa maupun Amerika saling beradu teknologi dan desain agar kuat untuk bersaing. Namun, kerennya sneakers dari luar negeri tidak membuat brand sepatu asal Indonesia patah arang, dengan segala inovasi dan pembaharuan membuat sneakers ini sangat layak untuk menjadi koleksi.

Sneakers buatan Indonesia, kalimat yang mungkin terdengar asing didengar beberapa dekade lalu, namun sejak tahun 2017, banyak brand karya anak bangsa yang sudah menancapkan taringnya di pasar domestik maupun internasional, berikut adalah brand sneakers Indonesia yang layak dilirik atau wajib dimiliki;

NAH Project

 

NAH Project adalah merek sneaker asal Bandung yang kini menjadi favorit orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo aka Jokowi. Kesuksesan NAH Project diawali dari sebuah merek yang hanya menyediakan produk berupa pakaian saja. Seiring berjalannya waktu, The NAH Team berinovasi untuk membuat sneakers yang dapat bersaing secara produk maupun the way of branding & marketing.

Kurang dari setahun berdiri, nama NAH Project sudah sangat populer dan tidak asing lagi di telinga, terutama saat sneakers buatannya dipakai oleh Presiden Jokowi dalam festival musik We The Fest 2018. Dalam vlog terbarunya, Presiden Jokowi juga memamerkan koleksi Yoga FlexKnit v2.0 buatan NAH Project sebagai sneakers favoritnya. Para sneakerhead pun mulai memburu sneakers NAH Project karena harganya yang terjangkau, namun tetap menjaga kualitas terbaiknya.

 

HAVEHAD

Terlahir dari sebuah passionHAVEHAD mencoba untuk mengisi mata rantai yang hilang antara sepatu formal dengan sneakers. Dengan konsep “Athleisure”, HAVEHAD terinspirasi oleh desain klasik dan tradisionalBrand ini juga menawarkan inovasi dalam bentuk sebuah sneakers untuk modern lifestyle.

There’s nothing quite like the classic silhouettes than Clay! HAVEHAD Clay menjadi pilihan favorit kami karena siluetnya yang terinspirasi dari sneakers trainers di era 80-an dengan sentuhan modern. Tersedia dalam dua pilihan material upper (suede dan full grain leather), HAVEHAD Clay ini tentunya sangat cocok untuk dipadukan dengan gaya kasual sehari-hari.

 

Saint Barkley

Musik adalah salah satu hal yang memiliki pengaruh besar dalam berkembangnya sneaker culture baik di luar negeri maupun di Indonesia. Saint Barkley adalah salah satu brand sneakers asal Bandung yang nemanaya lahir dan besar dalam kancah musik.

Didirikan oleh David, Alvi, Ei, Ozom (drummer Rocket Rockers) dan Ami ini sudah banyak berkolaborasi bersama musisi dan band. Seperti Dochi Sadega, NTRL, Pee Wee Gaskins, Shaggy Dog, dan Collapse. Karena kualitas dan harganya yang terjangkau, Saint Barkley juga menjadi merek sneakers buatan anak bangsa yang menjadi pilihan Presiden Jokowi.

 

Sepatu Compass

Sepatu Compass adalah salah satu pelopor merek sepatu dengan sistem perakitan 100% vulcanized di Indonesia. Merek sneakers yang sudah ada sejak tahun 1998 itu kembali populer belakangan ini dengan siluet model terbarunya, Gazelle. Model Gazelle yang didesain oleh Aji Handoko Purbo adalah sebuah inovasi dari Sepatu Compass. Pasalnya, sebelum model Gazelle dirilis, produk-produk Sepatu Compass sangat terinspirasi dari siluet Converse Chuck Taylor dan Vans Authentic.

Walaupun harganya terbilang terjangkau, namun kualitas Sepatu Compass tidak main-main. Untuk model Gazelle, bagian upper terbuat dari material kanvas dengan stitching yang sangat rapih dan bagian sol dengan perakitan vulcanized-pun memiliki tingkat durability yang cukup baik. Bagian yang tidak terlalu diperhatikan seperti insole-pun dibuat semenarik mungkin dengan motif khas milik Sepatu Compass. Untuk setiap pembelian sepatu ini, terdapat Certificate of Authenticity untuk memastikan keaslian produk.

 

Word Division

Word Division adalah salah satu merek sneakers asal Indonesia yang sempat menuai kontroversi, karena desainnya yang dinilai snekaerheads mirip dengan Revenge x Storm. Sneakers asal Bandung itu menggunakan siluet yang terinspirasi dari Vans Old Skool, terdapat pula logo petir yang sekilas hampir mirip dengan logo Revenge x Storm milik seorang stylist dan model yang sangat kontroversial asal New York, Ian Connor. Karena kemiripan inilah dua merek tersebut menjadi perbicangan netizen, bahkan Ian Connor sempat menegur Word Division karena dianggap menjiplak.

Faktanya, Word Division telah menggunakan logo petir lebih dulu sejak 2015, sedangkan Revenge x Storm pertama kali dirilis dua tahun setelahnya. Logo petir dalam Word Division sendiri sebenarnya adalah inisial huruf ‘W’ yang dibuat agak miring.

 

Karya putra-putri Indonesia tidak ada yang bisa diremehkan, kualitas dan desainnya juga bisa diadu dengan sepatu-sepatu import. Tugas kita adalah tetap bangga dan menjadi bagian dalam mengembangkan perekonomian khususnya pada bidang kreatif. Gunakan produk Indonesia dan bangga saat memakainya.

Tidak hanya sneaker ketahui juga band Indonesia yang telah melebarkan sayap mereka hingga mancanegara di sini