Berdasarkan survei Lego terbaru

Lego akan menghapus stereotipe gender dari produk-produknya.

Langkah ini diambil berdasarkan survei terbaru yang menyebut bahwa anak laki-laki takut jadi sasaran bully ketika mereka menggunakan mainan yang dipasarkan untuk anak perempuan.

LEGO Perkenalkan Rebuild The World: Semangat Inovasi Lewat Berekspresi Sambil Bersenang-Senang - USS Feed

Baca juga: Yayan Ruhian Bintangi Film yang Diproduseri Sam Raimi, Adu Peran dengan Samara Weaving dan Bill Skarsgård

Anak laki-laki cenderung enggan menggunakan mainan Lego perempuan

Survei tersebut ditujukan sebagai studi gender pada media pada sejumlah negara seperti Cina, Jepang, Polandia, Amerika Serikat dan masih banyak lainnya.

Adapun studi ini menyasar pada anak-anak yang berusia 6 hingga 14 tahun. Hasil survei tersebut pun menyebut bahwa sebanyak 71 persen anak laki-laki enggan menggunakan produk yang dideskripsikan sebagai “mainan perempuan.”

Perusahaan asal Denmark tersebut pun merespon hasil riset tersebut dengan bekerja keras untuk membuat produk-produknya menjadi lebih inklusif di masa mendatang.

girl lego house set online

Baca juga: Timothée Chalamet Bagikan Tampilan Perdana Sebagai Willy Wonka

Perbedaan pola didik terhadap anak laki-laki dan perempuan

Lebih lanjut, studi tersebut juga menyoroti perbedaan pola didik orang tua dan pengaruhnya pada perilaku anak.

Anak laki-laki lebih didorong untuk mempelajari olah raga, sains, teknologi dan matematika. Sementara anak perempuan didorong untuk mempelajari ilmu menari dan memasak.

Namun kini para ahli juga menemukan perkembangan yang cukup unik; anak perempuan didorong untuk juga melakukan “aktivitas laki-laki,” sementara anak perempuan tidak didorong untuk melakukan aktivitas perempuan.

Alhasil, anak perempuan pun menguasai lebih banyak kemampuan.

Para orang tua lebih khawatir pada anak laki-laki daripada anak perempuan mereka jadi sasaran bully karena memainkan mainan untuk gender lain,” jelas Madeline Di Nonno, chief executive Geena Davis Institute yang menggelar studi tersebut.

Namun riset ini juga menyoroti pandangan bahwa aktivitas yang berkaitan dengan laki-laki dinilai lebih tinggi dri mata publik. Hingga publik menyadari bahwa aktivitas yang berkaitan dengan perempuan juga sama pentingnya, orang tua dan akan akan selalu ragu untuk menghargainya.

Apa pendapat lo tentang riset ini? Let us know in the comments below!