Kemendikbud minta PTN baca pancasila dan memutar lagu Indonesia Raya

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) meminta seluruh unit kerja, termasuk PTN untuk membaca teks pancasila setiap hari Rabu dan Jumat.

Aturan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Apel Pagi Bagi Pegawai Kemendikbud Ristek.

“Membaca naskah Pancasila pada hari Rabu dan Jumat di setiap minggu, pada pukul 10.00 waktu setempat,” bunyi salah satu poin dalam surat tersebut.

Pada bagian pengantar, edaran ini mereka tujukan untuk para jajarannya. Seperti Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal, Kepala Badan, Sekretaris Unit Utama, Kepala Biro. Kemudian Kepala Pusat, Direktur, Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi, Kepala Unit Pelaksana Teknis, dan Kepala Sekretariat Lembaga Sensor Film.

Kegiatan kebangsaan ini harapannya bisa memelihara dan meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air, dan pengabdian terhadap negara dan rakyat Indonesia.

Mendengarkan lagu Indonesia Raya

Selain membaca teks pancasila, Kemendikbud Ristek juga mendorong kegiatan apel setiap hari Senin dan mendengarkan lagu Indonesia Raya setiap Selasa dan Kamis.

Meski saat ini masih pandemi, apel masih bisa dilakukan secara daring. Selain itu, edaran ini juga mengatur sikap yang harus peserta tunjukkan pas mendengarkan Indonesia Raya. Yakni wajib berdiri tegak dengan sikap hormat untuk mereka yang melaksanan kedinasan dari kantor.

Via Redaksiana

Pendapat pengamat kebijakan publik

Melansir dari Asumsi, pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Agus Pembagio menyebut kalau saat ini aturan-aturan tersebut kurang efektif bagi generasi muda. Apalagi kalau untuk memupuk rasa nasionalisme.

Meski bukan suatu kemunduran, tapi ia hanya mempertanyakan apa pengaruhnya dari peraturan ini.

“Kalau disebut kemunduran sih tidak. Tapi paling hanya menjadi sekadar nostalgia historis saja. Pengaruhnya apa? Bisa dibilang enggak ada,” kata Agus.

Menurutnya, jiwa nasionalisme anak muda gak lagi tumbuh dengan cara menghapal atau menyanyikan secara lantang lagu kebangsaan. Jadi bisa saja hal ini cuma akan jadi formalitas yang gak menyisakan apa-apa.

“Paling hanya verbal saja, saya cinta Indonesia karena lahir dan besar di sini,” tuturnya.