Sebuah kafe di kawasan Malang punya cara unik dalam melakukan protes atas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Mereka sengaja menaikkan harga tiga kali lipat bagi aparat atau pejabat yang datang ke tempatnya.

Diketahui PPKM Darurat Jawa-Bali telah diperpanjang hingga akhir Juli 2021 ini. Tentu hal ini semakin memperbesar dampak dari para pelaku UMKM.

Protes PPKM Darurat dengan Naikkan Harga 3x Lipat

Kafe di Malang
Urbanasia

Bisa dibilang, kafe ini punya cara yang unik dan pintar dalam melakukan protes atas PPKM Darurat ini. Tidak menggunakan kekerasan maupun demo, tapi ia lebih memilih untuk menaikkan harganya sebesar tiga kali lipat bagi aparat atau pejabat yang mampir ke tempatnya.

Mengutip HAI Online, pemilik kafe di Malang ini adalah Cahya Sinda. Menurutnya, aparat dan pejabat tidak terdampak dengan penerapan PPKM Darurat ini, sehingga sebagai kompensasi mereka yang masih bisa bertugas bisa membayar lebih banyak dari biasanya.

Big Promo, khusus aparat dan pejabat pemerintahan, bayar tiga kali lipat dari harga normal,” tulis kafe Attitude ini pada papan harga yang mereka letakkan di pintu masuk.

Read more:

Protes atas PPKM Darurat seperti ini menjadi hal yang wajar. Para pelaku usaha UMKM menjadi sangat terdampak dengan diterapkannya kebijakan tersebut.

Cahya juga melanjutkan bahwa mereka (aparat dan pejabat) masih mendapatkan gaji tetap setiap bulannya. Jadi menurutnya cara protes seperti ini masih masuk akal karena aparat dan pejabat tidak terkena dampak pandemi yang signifikan.

Jadi selain bentuk protes ya sekalian aja minta bansosnya dalam bentuk promo kepada mereka,” lanjut Cahya saat diwawancara KompasTV.

Dampak PPKM Darurat Terhadap UMKM

Kafe di Malang
Grid.ID

Tanpa perlu dipaparkan mungkin kita semua sudah mengetahui betapa sulitnya pelaku usaha UMKM menghadapi PPKM Darurat ini. Termasuk kafe Attitude di Malang ini yang menaikkan harga tiga kali lipat bagi aparat dan pejabat yang mampir ke tempatnya.

Pendapatan kafe tersebut anjlok selama PPKM Darurat diterapkan. Biasanya mereka bisa mendapat penghasilan rata-rata Rp 500.000 per hari, kini hanya Rp 100.000 atau bahkan tidak ada pemasukan sama sekali.

Sekarang ini sehari paling Rp 100.000, padahal untuk membayar operasional seperti gaji karyawan, sewa tempat, dan lainnya pendapatan segitu tidak masuk akal,” tuturnya.

_

Semangat untuk para pelaku usaha UMKM menghadapi pandemi ini. Buat kita yang masih beruntung, yuk kita bantu mereka!