Menentang pembuatan JLNT untuk road bike, B2WI menilai kebijakan ini langgar aturan dan diskriminatif

B2WI atau Bike to Work Indonesia bersama sejumlah lembaga sosial masyarakat lain menentang pembuatan JLNT atau Jalan Layang Non-Tol. Mereka menilai kebijakan ini melanggar aturan dan diskriminatif.

Sejak 23 Mei, Pemprov DKI Jakarta melakukan uji JLNT casablanca untuk pengguna road bike. Penggunanya pun signifikan semakin naik dari pekan ke pekan.

Meski begitu, kebijakan ini terbilang kontroversial karena jalan layang tersebut cuma untuk kendaraan roda empat. Kencangnya angin jadi alasan motor gak boleh lewat jalan ini. Tapi, sepeda balap justru boleh melewati JLNT ini.

Alasannnya adalah angin gak berhembus kencang pada pagi pukul 06.00 – 08.00 WIB. Tapi alasan ini justru menimbulkan kejanggalan, pengguna sepeda biasa dan motor tetap gak boleh melintas.

Ketimpangan aturan

Mengutip CNN Indonesia, Ketua Komunitas Bike to Work, Poetoet Soedarjanto, menyebut kebijakan JLNT untuk road bike memicu diskriminasi. Selain itu, kebijakan dan fungsi jalan juga gak sesuai antara keduanya.

Suatu kebijakan harusnya diberlakukan dengan prinsip kesetaraan dan proporsional. Jadi semua jenis moda transportasi harusnya memiliki kesetaraan pada atas aspal.

Kendaraan roda dua gak boleh melintasi JLNT yang udah berdiri sejak 2017. Selain itu, Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 287 ayat 1 dan 2 juga menjelaskan stipan orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dan melanggar aturan rambu bisa kena denda Rp 500 ribu, atau penjara paling lama dua bulan.

“Ini justru menimbulkan konflik sosial baru, bahkan punya ekses terhadap negatifnya pesepeda,” kata Poetoet.

Lokasi lintasan road bike

Mengutip dari Asumsi, Fahmi Saimima, Ketua Tim Advokasi Bike to Work Indonesia, menyebut ada beberapa lokasi yang bisa menjadi lintasan road bike. Lokasi ini tepatnya pada jalan wilayah, salah satunya Pantai Indah Kapuk.

“Di Pantai Indah Kapuk di mana itu kawasan swasta, aspalnya bagus, treknya halus, anginnya juga bagus,” kata Fahmi.

Opsi lainnya adaah kawasan JIExpo, meski kawasan khusus tapi peruntukannya untuk sepeda balap udah ada sejak 2014. Kawasan ketiga adalah Sentul (meski berbayar), kawasan ini menunjang lintasan road bike.

Ia juga mengusulkan supaya penggunaan JLNT sebagai lintasan road bike diatur dalam Peraturan Gubernur terkait dengan Car Free Day.