Setelah Filipina dan Malaysia mengirim balik sampah impor dari negara maju, kini giliran Indonesia beraksi dengan mengirim sampah sebanyak 5 konteiner ke Amerika Serikat.

“Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berkoordinasi dengan Ditjen Bea Cukai pada hari ini secara bersama-sama telah menyaksikan pengembalian 5 kontainer milik PT Adiprima Suraprinta untuk dikembalikan ke negara asalnya atau direekspor ke negara Amerika Serikat,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun dan Berbahaya KLHK, Sayid Muhadhar

5 kontainer isi sampah itu dikirim balik ke AS lewat Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.

“Pelaksanaan pemuatan kontainer ke dalam kapal untuk reekspor telah dimulai sejak hari Kamis tanggal 13 Juni 2019,” kata Sayid.

Sampah yang dikirim berupa skrap kertas yang bercampur dengan sampah plastik. Sampah dari AS itu datang ke Jawa Timur karena didatangkan oleh importir dimana seharusnya importir hanya boleh mendatangkan skrap kertas dengan kondisi bersih, namun faktanya tidak seperti itu, ada sampah plastik dalam muatan skrap kertas.

“Seharusnya hanya boleh memuat skrap kertas dengan kondisi bersih tidak terkontaminasi limbah B3 dan tercampur sampah,” kata Sayid

Pengiriman sampah ini merupakan bukti bahwa Indonesia serius dalam menjaga wilayah NKRI dari sampah asing.

“Re-ekspor ini menjadi pembuktian Indonesia dalam berkomitmen menjaga wilayah NKRI untuk tidak menambah beban daya dukung lingkungannya dengan masuknya sampah atau limbah yang tidak diinginkan dari negara lain,” kata Sayid.

Dilansir dari detik.com, kiriman sampah dari Indonesia ke Amerika ini disoroti oleh Konsulat Jendral AS di Surabaya, Juru Bicara Konsulat AS juga merespons:

Kami telah melihat laporan dari Gubernur Khofifah (Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa) tentang impor sampah dan pembuangan limbah di Jawa Timur. Kami mendorong semua perusahaan AS untuk mentaati regulasi lokal dan nasional.

Di seluruh dunia, konsumen telah berpikir ulang tentang produk yang mereka beli, sangat memperhatikan soal kemasan, dan mengubah kebiasaan mereka untuk meminimalisir dampak terhadap lingkungan. Ini adalah tantangan global bersama, dan kami berkomitmen untuk bekerja bersama rekan-rekan Indonesia untuk mengembangkan pengelolaan limbah dan daur ulang, dan untuk melawan krisis polusi sampah plastik di lautan.