Kalau biasanya narkoba yang ilegal, kali ini justru kematian adalah hal yang ilegal.

Setelah membaca judulnya, mungkin lo akan bingung kenapa warganya dilarang meninggal dunia. Padahal di dunia ini, kelahiran dan kematian adalah dua hal yang tidak bisa dihindari.

Seperti itu lah peraturan yang ada di kota kecil Artic Longyearbyen, Norwegia. Kota ini ternyata punya undang-undang yang disahkan pemerintah setempat yang melarang warganya meninggal dunia.

via Giphy

Bahkan undang-undang tersebut juga melarang warganya yang meninggal dikubur di pemakaman umum di sana.

Dikutip dari New York Post, jenazah penduduk Longyearbyen ini harus dipindahkan ke negara Norwegia bagian lain. Kota ini merupakan tempat yang bebas kuburan.

Apa Alasannya?

via Shutter Stock

Ternyata aturan ini sudah diberlakukan sejak tahun 1950-an. Pemerintah Longyearbyen melarang warganya meninggal karena mayat yang dikubur di sana tidak membusuk.

Permafrost atau tanah yang membeku mengakibatkan virus mematikan di dalam mayat tetap bisa hidup. Hal ini sangat mungkin menginfeksi kembali penduduk yang hidup ketika permafrost mencair.

Longyearbyen hampir selalu bertemperatur rendah dan diselimuti salju karena terletak di wilayah Arktik. Maka dari itu siapapun yang meninggal di tempat tersebut dilarang dimakamkan di sana.

Kematian dan Kuburan di Longyearbyen Ilegal

Kota Longyearbyen, Norwegia
via Shutter Stock

Bahkan, bakteri dan serangga pengurai pun bahkan kesulitan hidup di tanah Lonyearbyen. Makanya virus Flu Prancis waktu itu sempat jadi pandemik pada tahun 1917 sampai 1920 juga masih melekat di mayat-mayat yang ada di sana.

Kematian dan kuburan di kota kecil ini pun termasuk hal ilegal. Ini dilakukan pemerintah setempat untuk melindungi penduduk yang masih hidup supaya terhindar dari virus mematikan.

via Giphy

Karena sudah terbiasa, warga Longyearbyen yang diprediksi akan meninggal dalam waktu dekat langsung dikirim ke tempat lain.

Source: Kumparan.com

_

Sampai saat ini, populasi penduduk di Longyearbyen dari sensus 2015 hanya 2.144 jiwa.

Gimana menurut lo?