Selain Luhut, Mas Gibran juga wacanakan Work From Solo, senyaman apa kotanya?

Work From Solo – kalau dari judulnya, mirip dengan wacana  yang sempat Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut sempat canangkan. Namun kali ini datang dari Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming atau yang sapaan akrabnya Mas Gibran.

Dengan alasan yang sama, program ini juga menjadi alat penggebrak pariwisata lokal yang sempat lesu.

“Melihat potensi Solo ya bisa mengajukan, kota kita kan nyaman,” kata Gibran di Solo Jumat (28 Mei), melansir dari Tirto.

“(Kalau) mengajukan nanti lah, nanti coba tak mengajukan kalau dibolehkan. Yang pasti fasilitas sudah siap, teman-teman hotel juga sudah divaksin semuanya,” lanjutnya.

Menurutnya, Badan Promosi Daerah Pariwisata (BPPD) Kota Surakarta siap mendukung program ini. Apalagi Kota Solo mendapat julukan sebagai kota ternyaman, hal ini menjadi salah satu modal untuk memulai program ini.

“Pertama adalah Kota Solo jadi kota yang mendapat julukan kota ternyaman, jadi nyaman juga untuk melakukan pekerjaan dari Solo,” kata Gibran.

Ekspedisi dan Cargo Jakarta ke Solo - BIA TRANS

Kesiapan Kota Solo

Selain memiliki ‘modal’ kota ternyaman, vaksinasi juga udah berjalan dengan cepat pada sektor kepariwisataan. Baik dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesian (PHRI) maupun Asita yang menunjang program Work From Solo.

Pra petugas hotel dan destinasi udah mendapatkan vaksin dan mengantongi CHSE (Kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan). Selain itu, ketersediaan hotel juga mencukupi.

Work From Hotel" Bisa Jadi Solusi Atasi Jenuhnya Bekerja dari Rumah

Program Work Solo dari mata pengamat: bisa picu kecemburuan

Pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menilai hal ini justru memicu kecemburuan dari pengelola destinasi pariwisata lainnya.

Melansir dari Asumsi, sebelum ada wacana Work From Solo, beberapa hari ke belakang dinas pariwisawata DIY juga tergiur melakukan program yang sama untuk daerahnya.

“Ya pasti ini akan menimbulkan kecemburuan. Karena harusnya sejak awal tidak perlu menyebut lokasi. Cukup “Work from Destination”” Kata Trubus.

Gak cuma itu, program Work – From – Berbagai tempat ini juga kontraproduktif dengan Kementrian Keuangan yang ingin melakukan penghematan anggaran.

Selain itu, menurut Epidemiolog dari Griffith University Australi, Dicky Budiman, berpendapat kalau kebijakan ini gak bijak. Lantaran situasi pandemi yang lagi serius dan beritu merata terutama Jawa dan Bali. Pergerakan ini menjadi rentan untuk penularan.