Fosil dinosaurus yang mati saat asteroid menghantam bumi dikabarkan berhasil ditemukan pada sebuah situs purbakala Tanis, Dakota Utara, Amerika Serikat (AS).

Adapun fosil yang ditemukan berupa kaki dinosaurus dengan kulit yang masih menempel.

Mati terkubur karena dampak asteroid

Berdasarkan tempat ditemukannya fosil, tim peneliti yang dipimpin oleh Robert DePalma, mahasiswa doktoral University of Manchester memprediksi dinosaurus itu mati dan terkubur karena dampak asteroid.

Selain itu, di situs yang sama juga ditemukan spesimen ikan. Menariknya, sama seperti temuan sebelumnya, spesimen diduga juga mati pada waktu yang bersamaan.

Kami memiliki begitu banyak hal dari situs ini yang memberi tahu apa yang terjadi dari waktu ke waktu, mirip seperti menonton film. Anda melihat kolam batu, fosil, dan membawa Anda kembali ke masa lampau,” tutur Robert DePalma.

Adapun batu dari luar angkasa selebar 12 kilometer yang telah menghantam bumi diduga menjadi penyebab kepunahan massal terakhir. Dampak tersebut teridentifikasi sampai teluk Teluk Meksiko, di lepas pantai Semenanjung Yucatan yang berjarak 3.000 kilometer juahnya dari situs Tanis.

Terkait keberadaan situs, Tanis pertama kali diumumkan ke publik di majalah New Yorker pada 2019. Sejak saat itu akhirnya banyak pihak yang menguji temuan dinosaurus di Tanis.

Fosil Dinosaurus yang Mati Saat Asteroid Menghantam Bumi Berhasil Ditemukan

Fosil baru merupakan Thescolosaurus

Profesor Paul Barret dari Natural History Museum London yang juga seorang ahli di bidang dinosaurus ornithischia memperkirakan fosil yang baru adalah Thescelosaurus.

Asumsi tersebut didapatkan setelah dia tidak melihat adanya penyakit pada kaki dinosaurus atau gigitan yang menyebabkan kerusakan.

Fosil Dinosaurus yang Mati dalam Serangan Asteroid 66 Juta Tahun Lalu Ditemukan

Fosil ini adalah Thescelosaurus. Kami tidak memiliki catatan sebelumnya tentang seperti apa kulitnya, dan ini menunjukkan dengan sangat meyakinkan bahwa hewan ini sangat bersisik seperti kadal. Mereka tidak berbulu seperti hewan pemakan daging di zamannya,” jelas Barret, seperti dikutip BBC.

Situs Tanis sendiri menyimpan beragam sisa-sisa hewan dan tumbuhan beragam yang tampaknya telah menyatu bersama menjadi timbunan sedimen oleh gelombang air sungai.