Driver Gojek dikabarkan akan melangsungkan aksi mogok kerja dengan cara off bid atau mematikan aplikasi secara masal. Adapun aksi ini diambil sebagai bentuk kekecewaan kepada GoTo, perusahan gabungan Gojek-Tokopedia.

Perusahaan itu dinilai secara sepihak menetapkan insentif layanan Gokilat atau GoSend Sameday.

Berita driver Gojek mogok diketahui dari Twitter.

Berita tersebut diketahui dari sebuah cuitan akun bernama @arifnovianto_id. Dia mencuitkan sebuah surat pers rilis yang menyatakan para mitra driver akan mogok.

Rilis tersebut berjudul “Maaf Konsumen, Kami Mogok Kerja Karena GoTo Tidak Memanusiakan Kami,”.

Melansir Bisnis.com, Minggu (6 Juni) disebutkan bahwa rilis dokumen itu yang ramai di bahas pada grup-grup Facebook berasal dari himpunan mitra Gosend.

Silahkan bisa dicek di grup Facebook mereka,” tutur Arifnovianto.

Dalam rilis tersebut, dijelaskan bahwa merger Gojek dan Tokopedia tidak membuat mitranya menjadi sejahtera. Malahan meruntuhkan harapan mitra.

Goto, dalam rilis tersebut dituding telah melakukan pengurangan insentif secara sepihak bagi driver dalam layanan Gokilat. Langkah tersebut dinilai sangat merugikan mitra.

Lebih lanjutnya, rilis tersebut juga menyebutkan perubahan insentif Gokilat oleh GoTo telah melanggar dua hal yaitu UU No.20/2018 tentang Kemitraan dan Permer Perhubungan No.12/2019 tentang Biaya Jasa dari Mitra Kursi Roda 2. UU No.2/2018 melarang pengambilan keputusan secara sepihak

Belum dapat dipastikan kebenarannya

Meski demikian, sejauh ini berita soal aksi mogok ini belum direspon langsung oleh pihak Gojek. Sementara itu, Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, Igun Wicaksono mengatakan tidak ada aksi mogok pada 8 Juni.

Bahkan dirinya mengaku sudah memeriksa dan menanyakan kepada teman-teman di lapangan. Rilis tersebut menurutnya, hanya sebaran di media sosial. Pasalnya penyebar rilis atau berita tidak memberikan informasi pada Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia.

Driver Gojek Mogok 8 Juni? Apa Alasannya?
via Kata adalah Mantra

Yang pasti berita tersebut bukan resmi dari kami dan rekan-rekan di lapangan juga tidak tahu, sehingga mereka akan melakukan aktivitas ojek daring seperti biasa,” pungkasnya.

Terkait penetapan insentif, Igun sendiri mengaku belum mendapat konfirmasi dari pihak GoTo. Dirinya berharap agar ada klarifikasi terbaru terkait skema baru agar tidak menimbulkan keresahan.

Apalagi saat ini merger diharap dapat memberikan kesejahteraan lebih kepada para mitra pengemudi ojek online,” lanjutnya.

Semoga enggak beneran mogok yah.