Brendon Urie bukanlah musisi yang pertama mengecam Donald Trump

Pada dasarya, setiap pencipta karya mungkin akan marah jika karyanya digunakan orang lain tanpa izin. Apalagi digunakan dengan tujuan tertentu, pastinya sang pemilik karya tidak setuju akan hal itu.

Kemarahan ini mungkin seperti yang terjadi kepada Brendon Urie, vokalis dari Panic! At The Disco yang marah kepada Donald Trump. Urie marah ketika mengetahui lagu dari bandnya yang berjudul “High Hopes” digunakan dalam kampanye Trump di Phoenix, Arizona.

Dear Trump Campaign, F*ck you. You’re not invited. Stop playing my song.” tulisnya dalam akun Twitter @brendonurie.

Selanjutnya, Urie juga menjelaskan kepada penggemar Panic! At The Disco bahwa pemutaran lagu “High Hopes” pada kampanye tersebut tidak dalam maksud atau tendensi apapun.

Dear Everyone Else, Donald Trump represents nothing we stand for. The highest hope we have is voting this monster out in November.” lanjutnya.

Brendon Urie menjadi salah satu musisi terbaru yang mengecam Donald Trump karena menggunakan karyanya dalam sebuah kampanye.

via Giphy

Sebelumnya, akhir minggu lalu Tom Petty juga mengalami hal serupa dan memerintahkan Trump untuk berhenti menggunakan lagunya dalam kampanye. Saat itu lagu yang diputarkan adalah “I Won’t Back Down” dan diputarkan pada kampanyenya di Tulsa, Oklahoma.

Tom menulis lagu ini untuk orang biasa, dan untuk SEMUA ORANG. Kami ingin memperjelas bahwa kami percaya setiap orang bebas untuk memilih yang mereka suka, berpikir apa yang mereka suka, namun keluarga Petty tak bisa memihak untuk hal ini,” tulisnya.

Rupanya hal ini sudah dialami oleh sederet musisi terkenal. Seperti Neil Young, Elton John, Adele, The Rolling Stones, Rihanna, dan masih banyak lainnya juga turut mengecam Donald Trump karena menggunakan karya orang lain dalam kampanye.