Sebagian besar populasi di dunia hampir dipastikan menggunakan aplikasi ‘WhatsApp‘ sebagai aplikasi ‘berpesan’ mereka, sejak hari dirilisnya aplikasi tersebut si ‘pengguna’ tidak kenakan biaya sepeser pun. Akan tetapi bagaimana jika nantinya aplikasi degan icon telpon tersebut mewajibkan para pengguna aplikasi untuk mebayarkan sejumlah biaya?

2020, Whatsapp Tidak Lagi Gratis!

Informasi mengenai rencana WhatsApp menjadi aplikasi ‘pesan’ berbayar ‘bocor’ kepada publik lewat dua analisis media sosial yang hadir pada acara Facebook Marketing Summit di Berlin, tahun 2019 silam.

Rencana tersebut ternyata memunculkan perdebatan panas, baik Brian Acton dan Jun Koum  akhirnya memutuskan untuk meninggalkan perusahaan yang mereka dirikan tahun 2009 silam,

Kepastian kapan WhatsApp berbayar ditahun 2020 belum diumumkan secara resmi, nanti pengguna yang memilih untuk tidak membayar akan diwajibkan untuk melihat iklan pada saat melihat status WhatsApp orang lain.

Whatsapp diakusisi Facebook

Pada tahun 2014 Facebook mengakusisi platform ini dengan niliai 19 miliar US Dollar, dan keinginan untuk memonitasi dengan biaya berlangganan sebesar U$1 atau setara dengan IDR.14.000,- per tahun.

Para pendiri aplikasi berpesan paling populer saat ini sebenarnya sudah memiliki cara untuk bisa mendapatkan uang, yaitu dengan menghadirkan ‘WhatsApp Bussines’ yang bertujuan sebagai wadah untuk beriklan dan komunikasi penjual dengan pembeli.

Sebelum meninggalkan perusahaanya, Brian Acton sempat berselisih dengan tim hukum FB. Saat itu Acton ingin menghasilkan iklan lewat biaya berlangganan, sementara Facebook menginginkan pendapatan lewat iklan.

Monetasi WhatsApp lewat iklan diantara status penggunanya ini sebenarnya sudah diprediksi oleh banyak pihak, hal ini dikarenakan Facebook Group merupakan platfrom dengan pemasukan yang hampir 80%nya berasal dari iklan.

Jika memang nantinya WhatsApp resmi berbayar, apakah para pengguna akan beralih ke sistem ‘berpesan’ yang lain?